Sabtu, 08 Februari 2014

Selamat Datang di Semester Baru

Diposting oleh AKSARA di 06.13


Selamat Datang di Semester Baru…

Udah lama juga gue ga nulis di blog ini. Kalo biasanya tulisan gue formatnya formal sangat, kali ini boleh donk ya gue pake format yang agak beda dikit. Kan disini yang bakal baca juga kita-kita aja, atau sekurang-kurangnya antara lu dan gue lah. Oke.
Dibaca dari judulnya aja, udah mulai mules kepala ini. Ya, selamat datang di semester baru itu sama artinya dengan selamat datang dikeaadaan KRITIS. Banyak temen-temen gue yang minta perpanjangan libur semester, bahkan saking gak mau kembalinya kekampus, meraka minta liburan diperpanjang sampai akhir taun. Kenapa ga ngurus cuti kuliah aja sekalian!  Tapi ya sudahlah, gue dan temen-temen yang seperti itu sudah sangat maklum. Gua sudah sangat terbiasa dengan segala hal yang tidak waras yang kerap mereka lakukan.
Bagi gue sendiri, semester baru itu menarik. Menarik karna gue berhak mempersiapkan resolusi apa yang akan gue tulis untuk kedepannya. Baik itu jangka pendek atau jangka panjang. Sebagai mahasiswa yang terhitung tidak muda lagi, gua harus lebih serius daripada semester kemaren. Berikut ini adalah beberapa resolusi rancangan gue untuk semester ini :
  1. Datang tepat waktu
Bisa datang tepat waktu adalah keajaiban buat gue. Gue sendiri gak tau penyakit suka ngaret ini gua wariskan dari siapa. Kalo misalnya gue bilang akan datang jam 10, it means gue akan datang 30 menit setelah waktu yang dijanjikan. Kalo gue bilang “sebentar lagi” itu artinya “45 menit” lagi. Kalo gue boleh mempermalukan diri sendiri, gue akan mengakui kalo gue pernah diusir dua kali berturut-turut oleh dosen yang sama. Lalu apakah gue jera? Sedikitpun tidak! Hahahah.
Tapi gue gak boleh terlalu lembut pada diri ini. Gue akan bersikap sangat tengas mulai semester depan. Gue akan datang sekurang-kurangnya 15 menit sebelum jadwal yang tentukan. Tidak peduli apakah dosen itu datangnya telat atau gak, yang penting gue udah duduk manis didalam ruangan. Karna gue takutnya sama dosen yang on time tingkat dewa. Masya Allah, itu sesuatu banget. Tapi gua menghargai dosen yang seperti itu, berarti dia menghargai waktu. Menghargai waktu, sama dengan menghargai uang.
  1. Tepat waktu mengumpulkan tugas
Gue paling suka mengundur-undur waktu. Semboyannya adalah jika masih ada hari esok, kenapa harus dilakukan hari inii?”  ini adalah semboyan yang gue anut selama menjadi mahasiswa. Tugas akhir yang diberikan masa tenggang selama sebulan, bisa gue kerjakan hanya dalam seminggu. Kebanyakan temen-temen gue rela begadang demi tugas. Sementara gue? Gue adalah orang yang egois, dan gue tidak akan pernah mengorbankan diri ini demi tugas. Apalagi begadang. Gue lebih suka tidur lebih awal dan bangun lebih pagi. Dengan begitu pikiran jadi lebih segar dan kesehatan pun tidak menurun. Semester yang lalu, rata-rata semua tugas gue tetap dikumpul on time, tapi pengerjaannya kurang maksimal.
Walaupun dikerjakan setengah fokus, tugas yang gue kerjakan masih sering dihargai dengan huruf A atau B. Tapi disemester ini, gue ingin lebih bersungguh-sungguh. Tugas itu gak sekedar tentang nilai. Gue berniat mengerjakannya tepat waktu dan sepenuh hati. Ehehehe…
  1. Rajin bertanya dan aktif dikelas
Kebanyakan metode kuliah yang dipakai saat ini adalah metode diskusi dan presentasi. Dosen mengiming-imingi nilai tambahan bagi siapa yang rajin bertanya. Tidak dijelaskan persyaratan dari pertanyaan yang diajukan. Asalkan mahasiswa bertanya, mereka mendapat tambahan nilai. Walaupun lu menanyakan “Pak, kapan kita pulang?” lu akan tetep diberikan nilai. Wah keren banget nih! Banyak  mahasiswa yang getol-getolnya mengajukan pertanyaan kepada tim penyaji. Dan jenis pertanyaan ini pun berbeda beda. Mulai dari bertanya hanya untuk mendapatkan nilai, bertanya lantaran tidak mengerti, bertanya karna ingin mengukur seberapa pintar tim penyaji, sampai pada pertanyaan yang tidak berbobot dan tidak bergizi. Ini juga yang membuat gue jarang bertanya dan terlihat tidak aktif dikelas. Dosen gue bilang kalo gue mahasiswa yang pasif, sering duduk dibelakang, jarang ikut nimbrung diskusi. Akhirnya gue jelaskan. Gue hanya akan bertanya ketika semua sumber yang gue baca dan gue dengar tidak memberikan pencerahan. Gue ga suka yang namanya bertanya hanya untuk memojokkan teman. Buat apa juga gue mengajukan pertanyaan kalo gue sendiri bisa menjawabnya. Lagian, kalo gue ingin jawaban yang piter, otomatis gue harus menanyakan sesuatu yang cerdas donk ya?
Pernah waktu itu, gue bertanya pada tim penyaji yang anggotanya senior semua. Pertanyaan gue ga keluar dari pembahasan kok, gue juga bertanya karna gue ga ngerti sama sekali. Setelah gue bertanya, jawaban yang gue dapat dari dosen gue adalah “Anda seharusnya bertanya berdasarkan apa yang dipresentasikan oleh penyaji. Bukan berdasarakan apa yang Anda baca!”
Jujur sejak saat itu gue jadi anti dan paling benci bertanya-tanya. Kalo dosennya menjawab pertanyaan gue dengan kalimat seperti itu, tentunya gue juga akan perfikir, “ternyata selama ini gue gak diperbolehkan menjadi orang bodoh dengan bertanya tentang apa yang gue gak tau. Gue di tuntut untuk menjadi pintar setiap waktu. Atau jangan-jangan orang ini yang tidak secerdas yang gue prediksi.” Tapi itukan masa lalu, gue kasihan aja sama dosen itu yang menutupi ketidaktahuannya dengan mempermalukan gue didepan umum seperti itu. Gue berharap semester ini gak ketemu lagi sama yang begituan. Ngeri.
  1. Mengulang kembali pelajaran
Selama kuliah gua bisa dibilang jarang sekali mengulang pelajaran dirumah. Walaupun seminggu lagi bakal ada UAS, gue tetep gak pernah belajar malam hari sebelum ujian. bukannya sombong ya, gue juga gak pinter-pinter banget. Tapi untuk mengulang pelajaran, gua memang sulit melakukannya. Jalan lainnya adalah, ketika dosen menyampaikan materi kuliah,  gue gak mau ngobrol sama tetangga sebelah. Perhatian gue fokus mendengarkan dan memahami penjelasan yang dosen sampaikan. Gue lebih suka memahami pelajaran dari pada menghafalnya. Karna ketika gue memahaminya, dimanapun dan kapanpun gue akan tetep bisa menjawab pertanyaan dengan menggunakan bahasa gue sendiri. Sedangkan kalo menghafal, akan lebih cepat lupanya. Tapi gak semua mata kuliah hanya cukup dengan dipahami. Ada juga yang harus dihafal, seperti grammar misalnya. Mungkin semester ini gue akan lebih banyak belajar untuk memperbaiki grammar gue yang belum sempurna. Sampai sekarang gue belum tau dosen mana yang bakal gue pilih untuk belajar grammar.
  1. Menjaga kesehatan
Ini adalah resolusi yang dengan sengaja gue posisikan dibagian akhir. Karna kalo resolusi yang satu ini gagal, maka gagal lah semua resolusi yang gue tulis sebelumnya. Kesehatan itu bener-bener harus dijaga. Karna sekali aja lu sakit, terserah mau menderita penyakit apa, maka lu akan kehilangan banyak hal. Contohnya, ketika lu sakit, lu akan kehilangan semangat belajar, kehilangan selera makan, kehilangan banyak waktu untuk tiduran dikamar, kehilangan ibadah-ibadah sunnah dan yang terakhir kehilangan banyak biaya. Jadi, untuk hidup sehat itu gak sulit kok. Makan yang teratur, olahraga rutin, menjalani hoby dan jangan terlalu stress.
Gue gak ingin kejadian disemester kemaren terulang lagi, semua gagal hanya karna sikap negatif yang gue idap. Tapi kali ini, semoga gue bisa menjalankan pola hidup sehat yang sudah gue mulai sejak tiga bulan yang lalu. Aamiin…


 Bersama Yessiva Neida, Deny Mardiati  yang sedang menunggu dosen kuliah Adv. Grammar
Bersama Nurrahman, Yessiva dan Maria dikelas Seminar On Teaching Language :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

A K S A R A Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea