Sabtu, 08 Februari 2014

Ini Opiniku Tentang Cinta

Diposting oleh AKSARA di 05.17




“Shinta? Bikin puisi? Bisa-bisa matahari  jadi terbit dari timur kalo dia mendadak pandai bikin puisi… hahahah”
Itu kalimat tujuh tahun lalu yang masih aku ingat tentang cinta dan semua romantisme-nya. Wajar saja jika teman-teman mengejekku lantaran aku sangat kaku dengan hal-hal yang berbau romantis apalagi tentang cinta. Menurut seorang teman, orang yang mahir dalam menulis puisi adalah dia yang sangat sensitif dan peka terhadap cinta. Tidak seperti aku yang tidak pernah menghiraukan cinta. Aku bukannya tidak menghiraukan, aku peduli dengan cinta hanya saja aku tak seperti mereka yang berlebihan dalam hal itu.
Cinta. Topic yang tak kunjung usai jika dibahas oleh orang-orang yang sedang dalam perangkapnya. Ada yang menulis nama orang yang dicintainya dimana saja, bahkan sampai dinding toilet umum pun digunakan untuk menulis nama si dia, ada juga yang memasang foto orang yang dicintai di wallpaper telfon genggamnya, dan yang lebih parahnya adalah ada yang bermesra-mesraan di wall jejaring sosial tanpa peduli bagaimana orang akan menilai meraka. Tidak ada yang melarang mereka jatuh cinta, tidak ada juga yang melarang mereka mencintai seseorang, tapi jangan keterlaluan seperti itu. Dan inilah alasan, kenapa orang yang jatuh cinta itu terlihat SANGAT NORAK pada awalnya. Baru menjalin hubungan, baru resmi, nama panggilanpun diganti menjadi “sayang”, “cinta”, “sweety” tidak lupa ada juga panggilan “papa”,  “mama”, “ayah”, “bunda” dan lain sebagainya. Jatuh cinta memang membuat seseorang menjadi lebih gila dari pada ORANG GILA SUNGGUHAN. Hahaha…
Mereka bilang cinta itu indah, cinta itu manis, tapi beberapa saat setelah itu mereka akan berkata bahwa cinta itu rasanya kecut, pedas, asin, dan pahit. Itu tandanya cinta yang mereka rasakan membuat mereka tidak konsisten lantaran sering berubah-ubahnya penilaian mereka terhadap satu hal, cinta. Cinta, cinta, cinta. Salah satu topic pembicaraan yang paling membosankan menurutku.
“bagaimana rasanya hidup bertahun-tahun tanpa kekasih? Ini tahunmu yang ke-delapan tanpa dia kan?
“Ya, benar. Dan aku merasa baik-baik saja”
“Aku salut bercampur heran dengan wanita sepertimu”
“Kenapa?”
“Sebenarnya kau punya hati tidak? Kau pakai untuk apa hatimu?”
“Aku punya, aku memakainya untuk menetralisir racun dalam tubuhku serta sebagai penyeimbang asam amino dalam darah”
“Hahahah… pantas saja kau bisa bertahan dengan kesendirianmu itu!”
Aku benar-benar muak dengan orang yang selalu bertanya dimana aku taruh hatiku dan kapan saja aku memakainya. Kenapa orang-orang itu terlalu sibuk mengurus yang bukan urusannya? Selalu ingin tau siapa yang aku cintai, bagaimana aku mencintai seseorang, dan segalanya. apakah rasa cinta  harus di uber-ube r kesana kemari? Apakah cinta harus diberitahukan kepada seluruh dunia? Apakah aku harus berteriak-teriak kepada semua orang bahwa aku mencintainya? Jangan mimpi aku akan melakukan itu!
tidak semua orang didunia ini dapat mengungkapkan perasaannya dan biarkan mereka mencintai dengan caranya sendiri, pasti itu yang lebih indah”
Ketika aku mencintai seseorang, aku ingin hanya aku dan dia yang mengetahuinya, dunia tak punya urusan. Aku ingin hanya dia yang mendengar kalimat “aku mencintaimu, kekasihku” bukan semua telinga, mereka tak punya hak. Aku ingin hanya dia yang membaca kutipan-kutipan hatiku, bukan semua mata, mereka tak layak. (Shinta Winanda)

Berpacaran? Menyenangkan? Tidak perlu MUNAFIK aku rasa. Menyenangkan dari segi apa? Tidak ada gunanya kenikmatan yang haram karna akan menghasilkan penyesalan. Jika yang dicari dari sebuah hubungan hanya rasa senang, berarti cintamu akan padam jika kau mulai tidak bahagia bersamanya. Jika yang dicari adalah orang yang bisa mendengar curahan hatimu, berarti cintamu akan surut ketika dia sudah bosan mendengar semua keluhan-keluhanmu itu kan? Jika yang dicari hanya orang yang bisa mengantar dan menjemputmu, biar aku ingatkan bahwa jangan suka memanfaatkan seseorang yang mencintaimu.
Mencintai itu adalah pilihan. Aku yang menentukan siapa yang pantas aku cintai dengan sungguh atau sekedarnya saja. Tidak ada orang didunia ini yang tidak pernah menggunakan hatinya untuk mencintai, begitupun dengan aku. Hanya saja, aku lebih suka bermain-main dengan perasaanku bukan malah mempermainkan perasaan seseorang. Mencintai itu menyenangkan, membahagiakan, aku tau betul bagaimana rasanya. Akan lebih menyenangkan lagi  jika kau bisa bertahan lebih lama mencintai dia dalam diam dan ketidakpedulianmu. Aku memang benar-benar mencintai seseorang ketika aku mengabaikannya, meninggalkannya, menjauhinya, dan membuatnya tidak berharga. Ini memang cara mencintai orang zaman purba yang sangat primitive, tapi aku suka. Ini seru! Sayangnya, beberapa tahun ini aku jarang merasakan hal itu.
“boleh aku Tanya sesuatu?”
“ya…”
“Apakah ditempat ini (kampus) tidak ada pria yang bisa menarik perhatianmu? Tidak adakah pria keren? Pria cerdas dan pria baik yang bisa kau temukan ditempat ini?”
“Ada. Banyak malahan. Aku sering bertemu pria yang kau sebutkan barusan. Namun apa urusannya denganku?”
“kenapa kau tidak memilih salah satu dari mereka?”
“memilih? Maksudmu aku sebagai wanita memilih pria-pria itu? Begitu?”
“yap…”
“Mungkin kau tidak tau bahwa pria-lah yang seharusnya memilih wanita yang disukainya, bahkan mereka bebas MEMILIH wanita mana saja yang diinginkannya. Sedangkan wanita, bebas MENOLAK setiap pria yang tidak diinginkannya.”
Dan percakapan itu pun terhenti sampai disitu. Oh sebegitu pedulinya kah orang-orang terhadap nasib asmaraku? Pertanyaan itu hanya rasa ingin tau, aku tau itu. Tau persis.

0 komentar:

Posting Komentar

 

A K S A R A Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea