Sabtu, 08 Februari 2014

Mereka adalah Investasi

Diposting oleh AKSARA di 05.13

 “Aku maunya disuapin, gak mau makan sendiri. Maunya makan sambil main…”
Anak-anak memang begitu. Dunianya adalah dunia bermain dan mereka seakan tidak pernah memiliki masalah. Ya, begitulah mereka. Wajahnya yang lucu, bahasanya yang masih terbata-bata dan tubuhnya yang mungil membuatku begitu menginginkannya. Bahagia sekali rasanya bisa menghabiskan waktu dengan mereka. Salah satu tujuanku bergegas pulang dari kampus kerumah adalah untuk bertemu dengan makhluk kecil itu. Namun yang membuatku heran adalah, kenapa orang tua meraka sepertinya tidak merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan.
Lihat saja orang tua zaman sekarang, apalagi para ibu yang bersedia menghabiskan lebih dari 10 jam waktunya diluar rumah. Tiga bulan setelah masa persalinan, wanita karir itu biasanya sudah mulai menjalani jadwal seperti biasa. Berangkat telalu pagi disaat anak-anaknya sedang asyik bergulat dengan mimpi indah kemudian dia pulang disaat anak-anaknya sudah mulai merajut mimpi kembali. Kalau begini caranya, berarti para perempuan itu belum sepenuhnya pantas dipanggi “IBU” bukan? Sepengetahuanku, ibu adalah wanita yang ada dimanapun kau berada. Ibu adalah orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya bersamamu. Dan satuhal yang paling aku ingat adalah, ibu bukan hanya wanita yang bisa memberimu uang, uang, dan uang, melainkan bisa memberimu kebahagiaan. Titik.
Apa sebenarnya yang ada dipikiran para ibu muda zaman sekarang? Meraka anggap apa anak-anak yang telah mereka lahirkan kemudian secara langsung ataupun tidak mereka abaikan? Oke, mereka memakai embel-embel “mencari nafkah” untuk keluarganya dan harus bekerja keras. Hey, bukannya kewajiban mencari nafkah adalah tugas seorang ayah (suami)? Tidak ada yang melarang para wanita itu bekerja, namun hanya sebatas exitensi saja, bukan keterlaluan seperti ini. Itulah akibatnya jika para ibu muda terlalu sibuk dengan bisnisnya, dia menjadi lupa bagaimana cara membuat sarapan, lupa cara memandikan bayinya dan yang lebih dramatis adalah jangan-jangan dia juga mulai lupa dimana dia taruh anak-anaknya. Menyedihkan!
Seandainya mereka tau bahwa anak-anak itu adalah “investasi akhirat” yang sangat berharga, mungkin mereka tidak akan melakukan hal yang tidak baik ini. Orang tua (Ibu) bertanggung jawab penuh terhadap apa yang telah dikandung, dan dilahirkannya. Aku rasa tidak ada seorangpun yang ingin dilahirkan lalu tidak dipedulian. Ingat, tumbuh kembang anak bukan hanya karna uang, tapi juga ada kasih sayang. Kalian orang tua yang suka mengabaikan anak-anak dimasa kecilnya? Bersiaplah diabaikan juga oleh mereka ketika kalian tua nantinya. Karna setiap perbuatan pasti berujung dengan pembalasan.
“Udah jam segini, kok Bunda belum jemput ya?
Kalimat ini paling sering aku dengar dari bocah kecil yang polos. Diusianya yang sedang belajar bicara dia menyusun beberapa kosakata yang dia punya untuk mengajukan pertanyaan, menanyakan dimana keberadaan Ibunya dengan mata yang berkaca-kaca. Sedih bukan? Tapi pernahkah kalian sebagai ibu tau bahwa ini adalah kejadian yang paling sering terjadi dan sikap kalian seolah-olah itu hal yang “biasa”. Pantas saja banyak tempat penitipan anak yang dipenuhi oleh anak-anak “malang” yang kehilangan ibu. Kadang aku ingin bertanya pada perempuan-perampuan itu, apakah bagi mereka uang sebegitu pentingnya?
“Maaf Bunda datangnya telat ya Nak, tadi Bunda masih banyak kerjaan di kantor…”
“Iya, tapi kan ini sudah malam. Kenapa Bunda kerjanya sampai malam begini?
“Nak, Bunda kerja buat mencari uang, buat sekolah Adek juga ya…”
Lagi-lagi, para wanita itu selalu mencari pembenaran. Apakah meraka pikir dengan penjelasan seperti itu maka anak-anak akan paham? Yang ada anak akan merasa bahwa uang lebih penting dibanding dirinya! Anak-anak adalah orang yang paling jujur. Ketika mereka berkata “Aku benci Bunda” maka itu artinya 100% sama dengan apa yang mereka ucapkan. Karna anak-anak tidak pandai berpura-pura mencintai seperti yang ibunya biasa lakukan.
Beberapa tahun setelah dia lahir, sang ibu mulai menitipkan anaknya ditempat penitipan atau jika beruntung dia bisa menitipkan anaknya pada orang tua sendiri. Mungkin  para ibu tidak tau, bahwa anak termasuk dalam 3 amalan yang tidak terputus ketika mereka telah meninggal nanti. Ada sedekah jariyah, ada ilmu yang bermanfaat dan yang terakhir adalah do’a anak yang sholeh. Anak yang sholeh bukan dilahirkan, tapi diciptakan. Dan ibu adalah madrasah utama yang membentuk karakter anak-anaknya. Namun apa yang terjadi jika ibu lebih suka ada diluar ketimbang mendidik anak-anaknya? Hasilnya adalah seperti yang terlihat dilapangan, banyak anak-anak yang bertingkah laku tidak sepantasnya. Karakter seorang anak dapat dilihat dari siapa ibunya. Jika ibunya baik, maka baik pula anaknya, begitulah sebaliknya.
sebagai calon ibu (insya Allah) aku ingin membesarkan anak-anakku dengan tanganku sendiri. Aku ingin merawatnya, membuatkannya sarapan, memandikannya dan memberikan pelayanan terbaik. Aku ingin mereka benar-benar bisa membanggakan aku sebagai  ibunya. Bahkan aku rela mengurangi jam kerjaku demi mereka. Karna kebahagiaan dan kesempurnaan seorang waniita bukan dimana dia ditempatkan dikantornya, bukan seberapa banyak piagam penghargaan, bukan pula seberapa besar penghasilannya perbulan, melainkan bagaimana dia sukses mendidik  anak-anak yang telah dilahirkannya. Seorang ibu adalah wanita yang sangat baik, tapi TIDAK SEMUA WANITA BISA MENJADI IBU YANG BAIK. Dan kegagalan terbesar dalam hidup adalah gagal dalam mendidik anak. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

A K S A R A Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea