Selamat Datang di Semester Baru…
Udah lama juga gue ga nulis di blog
ini. Kalo biasanya tulisan gue formatnya formal sangat, kali ini boleh donk ya
gue pake format yang agak beda dikit. Kan disini yang bakal baca juga kita-kita
aja, atau sekurang-kurangnya antara lu dan gue lah. Oke.
Dibaca dari judulnya aja, udah
mulai mules kepala ini. Ya, selamat datang di semester baru itu sama artinya
dengan selamat datang dikeaadaan KRITIS. Banyak temen-temen gue yang minta
perpanjangan libur semester, bahkan saking gak mau kembalinya kekampus, meraka
minta liburan diperpanjang sampai akhir taun. Kenapa ga ngurus cuti kuliah aja
sekalian! Tapi ya sudahlah, gue dan
temen-temen yang seperti itu sudah sangat maklum. Gua sudah sangat terbiasa
dengan segala hal yang tidak waras yang kerap mereka lakukan.
Bagi gue sendiri, semester baru itu
menarik. Menarik karna gue berhak mempersiapkan resolusi apa yang akan gue
tulis untuk kedepannya. Baik itu jangka pendek atau jangka panjang. Sebagai
mahasiswa yang terhitung tidak muda lagi, gua harus lebih serius daripada
semester kemaren. Berikut ini adalah beberapa resolusi rancangan gue untuk
semester ini :
- Datang tepat waktu
Bisa datang
tepat waktu adalah keajaiban buat gue. Gue sendiri gak tau penyakit suka ngaret
ini gua wariskan dari siapa. Kalo misalnya gue bilang akan datang jam 10, it means gue akan datang 30 menit
setelah waktu yang dijanjikan. Kalo gue bilang “sebentar lagi” itu artinya “45
menit” lagi. Kalo gue boleh mempermalukan diri sendiri, gue akan mengakui kalo
gue pernah diusir dua kali berturut-turut oleh dosen yang sama. Lalu apakah gue
jera? Sedikitpun tidak! Hahahah.
Tapi gue gak
boleh terlalu lembut pada diri ini. Gue akan bersikap sangat tengas mulai
semester depan. Gue akan datang sekurang-kurangnya 15 menit sebelum jadwal yang
tentukan. Tidak peduli apakah dosen itu datangnya telat atau gak, yang penting
gue udah duduk manis didalam ruangan. Karna gue takutnya sama dosen yang on time tingkat dewa. Masya Allah, itu
sesuatu banget. Tapi gua menghargai dosen yang seperti itu, berarti dia
menghargai waktu. Menghargai waktu, sama dengan menghargai uang.
- Tepat waktu mengumpulkan tugas
Gue paling suka
mengundur-undur waktu. Semboyannya adalah “jika masih ada hari esok, kenapa harus
dilakukan hari inii?” ini adalah
semboyan yang gue anut selama menjadi mahasiswa. Tugas akhir yang diberikan
masa tenggang selama sebulan, bisa gue kerjakan hanya dalam seminggu. Kebanyakan
temen-temen gue rela begadang demi tugas. Sementara gue? Gue adalah orang yang
egois, dan gue tidak akan pernah mengorbankan diri ini demi tugas. Apalagi
begadang. Gue lebih suka tidur lebih awal dan bangun lebih pagi. Dengan begitu
pikiran jadi lebih segar dan kesehatan pun tidak menurun. Semester yang lalu,
rata-rata semua tugas gue tetap dikumpul on time, tapi pengerjaannya kurang
maksimal.
Walaupun
dikerjakan setengah fokus, tugas yang gue kerjakan masih sering dihargai dengan
huruf A atau B. Tapi disemester ini, gue ingin lebih bersungguh-sungguh. Tugas
itu gak sekedar tentang nilai. Gue berniat mengerjakannya tepat waktu dan
sepenuh hati. Ehehehe…
- Rajin bertanya dan aktif dikelas
Kebanyakan
metode kuliah yang dipakai saat ini adalah metode diskusi dan presentasi. Dosen
mengiming-imingi nilai tambahan bagi siapa yang rajin bertanya. Tidak dijelaskan
persyaratan dari pertanyaan yang diajukan. Asalkan mahasiswa bertanya, mereka
mendapat tambahan nilai. Walaupun lu menanyakan “Pak, kapan kita pulang?” lu
akan tetep diberikan nilai. Wah keren banget nih! Banyak mahasiswa yang getol-getolnya mengajukan pertanyaan
kepada tim penyaji. Dan jenis pertanyaan ini pun berbeda beda. Mulai dari
bertanya hanya untuk mendapatkan nilai, bertanya lantaran tidak mengerti,
bertanya karna ingin mengukur seberapa pintar tim penyaji, sampai pada
pertanyaan yang tidak berbobot dan tidak bergizi. Ini juga yang membuat gue
jarang bertanya dan terlihat tidak aktif dikelas. Dosen gue bilang kalo gue
mahasiswa yang pasif, sering duduk dibelakang, jarang ikut nimbrung diskusi.
Akhirnya gue jelaskan. Gue hanya akan bertanya ketika semua sumber yang gue
baca dan gue dengar tidak memberikan pencerahan. Gue ga suka yang namanya
bertanya hanya untuk memojokkan teman. Buat apa juga gue mengajukan pertanyaan
kalo gue sendiri bisa menjawabnya. Lagian, kalo gue ingin jawaban yang piter,
otomatis gue harus menanyakan sesuatu yang cerdas donk ya?
Pernah waktu
itu, gue bertanya pada tim penyaji yang anggotanya senior semua. Pertanyaan gue
ga keluar dari pembahasan kok, gue juga bertanya karna gue ga ngerti sama
sekali. Setelah gue bertanya, jawaban yang gue dapat dari dosen gue adalah
“Anda seharusnya bertanya berdasarkan apa yang dipresentasikan oleh penyaji.
Bukan berdasarakan apa yang Anda baca!”
Jujur sejak saat
itu gue jadi anti dan paling benci bertanya-tanya. Kalo dosennya menjawab pertanyaan
gue dengan kalimat seperti itu, tentunya gue juga akan perfikir, “ternyata
selama ini gue gak diperbolehkan menjadi orang bodoh dengan bertanya tentang
apa yang gue gak tau. Gue di tuntut untuk menjadi pintar setiap waktu. Atau
jangan-jangan orang ini yang tidak secerdas yang gue prediksi.” Tapi itukan
masa lalu, gue kasihan aja sama dosen itu yang menutupi ketidaktahuannya dengan
mempermalukan gue didepan umum seperti itu. Gue berharap semester ini gak
ketemu lagi sama yang begituan. Ngeri.
- Mengulang kembali pelajaran
Selama kuliah
gua bisa dibilang jarang sekali mengulang pelajaran dirumah. Walaupun seminggu
lagi bakal ada UAS, gue tetep gak pernah belajar malam hari sebelum ujian.
bukannya sombong ya, gue juga gak pinter-pinter banget. Tapi untuk mengulang
pelajaran, gua memang sulit melakukannya. Jalan lainnya adalah, ketika dosen menyampaikan
materi kuliah, gue gak mau ngobrol sama
tetangga sebelah. Perhatian gue fokus mendengarkan dan memahami penjelasan yang
dosen sampaikan. Gue lebih suka memahami pelajaran dari pada menghafalnya.
Karna ketika gue memahaminya, dimanapun dan kapanpun gue akan tetep bisa
menjawab pertanyaan dengan menggunakan bahasa gue sendiri. Sedangkan kalo
menghafal, akan lebih cepat lupanya. Tapi gak semua mata kuliah hanya cukup
dengan dipahami. Ada juga yang harus dihafal, seperti grammar misalnya. Mungkin
semester ini gue akan lebih banyak belajar untuk memperbaiki grammar gue yang
belum sempurna. Sampai sekarang gue belum tau dosen mana yang bakal gue pilih
untuk belajar grammar.
- Menjaga kesehatan
Ini adalah
resolusi yang dengan sengaja gue posisikan dibagian akhir. Karna kalo resolusi
yang satu ini gagal, maka gagal lah semua resolusi yang gue tulis sebelumnya.
Kesehatan itu bener-bener harus dijaga. Karna sekali aja lu sakit, terserah mau
menderita penyakit apa, maka lu akan kehilangan banyak hal. Contohnya, ketika
lu sakit, lu akan kehilangan semangat belajar, kehilangan selera makan,
kehilangan banyak waktu untuk tiduran dikamar, kehilangan ibadah-ibadah sunnah
dan yang terakhir kehilangan banyak biaya. Jadi, untuk hidup sehat itu gak
sulit kok. Makan yang teratur, olahraga rutin, menjalani hoby dan jangan
terlalu stress.
Gue gak ingin
kejadian disemester kemaren terulang lagi, semua gagal hanya karna sikap
negatif yang gue idap. Tapi kali ini, semoga gue bisa menjalankan pola hidup
sehat yang sudah gue mulai sejak tiga bulan yang lalu. Aamiin…
Bersama Nurrahman, Yessiva dan Maria dikelas Seminar On Teaching Language :)